Presiden Joko Widodo meresmikan dimulainya pembangunan proyek kereta cepat tahap pertama rute Bandung–Surabaya. Proyek ini digadang-gadang akan menjadi transportasi massal modern yang menghubungkan dua kota besar dalam waktu tempuh kurang dari tiga jam.
Tahap pertama pembangunan akan dimulai dari Bandung menuju Yogyakarta, dengan target penyelesaian pada 2028. Sementara tahap kedua akan melanjutkan jalur hingga Surabaya.
Dalam pidatonya, Presiden Jokowi menegaskan bahwa proyek ini merupakan bagian dari visi besar pembangunan infrastruktur nasional untuk memperkuat konektivitas antarwilayah. Dengan adanya kereta cepat, diharapkan arus barang, jasa, dan manusia bisa lebih efisien.
Meski begitu, proyek ini tidak lepas dari kritik. Beberapa pihak menyoroti pembiayaan yang dianggap terlalu besar dan berpotensi membebani APBN. Pemerintah menjawab bahwa pembiayaan sebagian besar berasal dari kerja sama dengan investor asing dan BUMN.
Warga di sepanjang jalur yang dilalui proyek menyambut dengan antusias, meski sebagian khawatir soal pembebasan lahan. Pemerintah berjanji akan memberikan ganti rugi yang adil kepada masyarakat terdampak.
Pengamat transportasi menilai proyek ini bisa membawa dampak positif besar jika terintegrasi dengan moda transportasi lain, seperti MRT, LRT, dan bus antarkota. Jika tidak, manfaatnya bisa berkurang karena sulit diakses masyarakat luas.
Leave a Reply